Kuliah Lapangan Early Warning System 2020

Kuliah Lapangan mahasiswa MTPBA pada mata kuliah Early Warning System, yang dibimbing oleh Prof. Ir. Djoko Legono, Ph. D dan Ir. Adam Pamudji Raharjo, M.Sc., Ph. D., diselenggarakan pada tanggal 28 Februari 2020.

Kegiatan diawali dengan mengunjungi Lapangan pertama yaitu Kali Boyong  yang berada di Gemawang, Kec. Mlati, dengan tujuan untuk mengamati dan mempelajari Water Level Monitoring System, Parameter yang dibutuhkan dalam pemantauan, serta menentukan jenis tipe aliran yang terjadi.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi Lapangan kedua di wilayah hilir Kali Boyong yang berada di Rejondani, Kec. Mlati, Kab. Sleman, dengan tujuan mengamati dan mempelajari serta membedakan metode System Monitoring Water Level yang berada di wilayah hilir sungai boyong, menentukan faktor keamanan alat pemantauan, serta mendiskusikan perlu tidaknya vegetasi yang tumbuh pada dasar sungai dengan faktor hidrolik terkait bencana banjir yang seakan akan dapat terjadi.

Kegiatan kemudian ditutup dengan mengunjungi Lapangan ketiga, yaitu Museum Merapi yang berada di Kec. Pakem, Kab. Sleman, untuk mendapatkan data curah hujan, kelembaban udara, kecepatan dan arah angin dengan mengamati sistem radar yang berada di Museum Merapi tersebut. Radar tersebut memiliki kelebihan pada jangakauan yang luar serta kelemahan yaitu tidak dapat mencatat jumlah hujan dengan wilayah luas saat intensitas hujan tinggi. Dalam pemasangan nya diperlukan tempat yang tinggi agar dapat memindai secara akurat pada kondisi normal.

Kuliah Lapangan Coastal Disaster Management 2019

Nama Kegiatan: Field Trip Mahasiswa MTPBA Angkatan 2018
Mata Kuliah: Coastal Disaster Management
Lokasi: Timbulsloko, Sayung, Demak, Jawa Tengah
Pelaksanaan: 30 November 2019

Kegiatan kuliah lapangan kali ini, mempelajari tentang bencana pesisir dan usaha penanggulangannya. Salah satu studi kasus yang ada di Timbulsloko ini ada bencana abrasi. Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh gelombang laut yang bersifat merusak. Pada tahun 1990, daerah yang terkena abrasi dulunya adalah ladang sawah. Namun seiring bertambah nya waktu tanah daratan semakin terendam air. Kondisi ini diperparah juga karena land subsidence yang terjadi di wilayah tersebut. Penurunan tanah sangat tampak terlihat di beberapa bangunan yang tampak lebih rendah dari muka air laut. Beberapa upaya penanggulangan telah dilakukan di Timbulsloko, antara lain pembangunan APO atau alat pemecah ombak di sepanjang garis pantai yang terbuat dari material buis beton. Selain itu juga dipasang alat pemecah ombak berbasis alam atau dinamakan Hybrid Engineering yang terbuat dari bambu petung dan kayu ranting. Teknologi yang diadopsi dari Belanda ini diyakini mampu mengurangi laju abrasi dan menstabilkan garis pantai dengan membalikkan proses hilangnya sedimen. Secara teknis, jumlah sedimen yang terdeposit di pantai harus lebih banyak daripada yang tersapu. Teknologi yang lain adalah Pegar Geobag Textile dari rangka bambu.

Diharapkan dari semua teknologi yang diterapkan dapat mengurangi laju abrasi dan sedimen tertahan di sepanjang pantai. Adanya tanah timbul di sekitar pantai dimanfaatkan warga untuk menanam mangrove. Mangrove juga berfungsi untuk mengurangi laju abrasi selain itu juga mangrove dapat bermanfaat untuk masyarakat karena mangrove sebagai tempat pemijahan ikan dan kepiting. Selain itu buat dari mangrove juga dapat dimanfaatkan. Untuk penurunan tanah yang terjadi terus menerus, upaya yang dilakukan masyarakat adalah dengan meninggikan jalan dan bangunan rumah.

Kuliah Lapangan Mahasiswa MTPBA Mata Kuliah Volcanology 2019

Kuliah lapangan mahasiswa MTPBA mata kuliah Volcanology, yang dibimbing oleh Dr. Ir. Ahmad Rifa’i, MT., diselenggarakan pada tanggal 21 November 2019.

Kegiatan diawali dengan mengunjungi BPPTKG, dengan tujuan untuk melihat langsung bagaimana monitoring dan metode apa saja yang digunakan untuk melihat aktivitas Gunung Merapi. Penjelasan tentang tipe letusan, titik pos pengamatan, alat dan pengujian laboratorium diberikan oleh tim BPPTKG.

Selanjutnya, mahasiswa mengunjungi Balai Litbang SABO. Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari cara kerja dan berbagai inovasi yang telah dilakukan balai SABO untuk mengendalikan sedimen akibat lahar. Mahasiswa diajak ke lapangan, di wilayah Bronggang, untuk melihat bangunan SABO yang di dirikan pasca erupsi Gunung Merapi 2010. Tim dari Balai SABO juga memberikan informasi terkait adanya sistem early warning system untuk tanah longsor yang terjadi akibat curah hujan.

Kegiatan ini diakhiri dengan kunjungan ke Museum Gunung Merapi. Mahasiswa dapat melihat sejarah letusan, jenis Gunung Api di Indonesia, awal pembetukan Gunung Merapi dan menyasikan pemutaran film Mahaguru Merapi.

Nur Ikawati, Pegawai Kementerian PUPR yang Raih IPK 4,00 di Fakultas Teknik UGM

Bisa menyelesaikan pendidikan Pascasarjana menjadi impian semua orang.

Hal tersebut baru saja dicapai oleh Nur Ikawati dari Fakultas Teknik UGM.

Perempuan yang akrab disapa Ika ini merasa bangga bisa menjadi wakil wisudawan fakultas dengan IPK 4.00 pada Wisuda Pascasarjana dan Doktor Periode IV Tahun Akademik 2018/2019, pada Rabu (23/7/2019).

Meskipun demikian, Ika mengaku tak pernah mempunyai target atau tuntutan dari orang terdekat untuk bisa sampai di tahap ini.

Sebelum menempuh pendidikan S2, Ika memang sudah bekerja di Kementerian Pekerjaan Umum di Semarang. Ia merasa beruntung ia bisa diberi kesempatan untuk menimba ilmu lagi.

“Sebetulnya tidak ada trik khusus atau tuntutan dari tempat kerja untuk meraih IPK tinggi. Saya sih jalanin aja apa yang dihadapi, ngalir aja gitu,” jelas Ika kepada KAGAMA.

Ika menambahkan, selama ini ia hanya memaksimalkan waktu.

Misalnya ketika kuliah, ia bisa langsung menangkap materi yang diberikan, sehingga di rumah Ika tidak perlu banyak mengulang.

Sisa waktu yang ada bisa digunakan untuk melakukan hal lain.

Perjalanan Ika menempuh pendidikan master terbilang mulus, apalagi dalam hal pembiayaan.

Diceritakan oleh Ika, selama kuliah ia tidak perlu pusing memikirkan biaya kuliah, karena ia mendapatkan beasiswa langsung dari tempat kerjanya untuk melanjutkan studi.

“Karena kesempatan ini langsung datang dari tempat kerja. Jadi saya memang diarahkan untuk fokus kuliah dan untuk sementara waktu pekerjaan libur dulu,” ungkap perempuan kelahiran 29 tahun lalu itu.

Menekuni Mitigasi Bencana

Jika sebelumnya Ika lulus sebagai sarjana Teknik Geodesi, kali ini Ika menyandang master dari Teknik Sipil, konsentrasi pengelolaan bencana alam.

Ika sebagai pegawai di Direktorat Jenderal Sumber Daya air bertugas melakukan pendayagunaan air, sehingga Ika merasa membutuhkan ilmu ini.

Ika sedikit berbicara tentang ilmu yang baru saja ia dapatkan itu.

Ia menjelaskan Indonesia memang negara yang unik, karena hampir semua tipe ancaman bahaya ada di Indonesia dan tidak dapat dihindari.

Tetapi risiko yang diakibatkan sebenarnya dapat diminimalisasi melalui manajemen bencana, salah satunya mitigasi bencana.

Sumber: http://kagama.co

Kegiatan Kuliah Lapangan Mata Kuliah Drought, Flood, and Debris Flow Risk Reduction

Kuliah Lapangan Mahasiswa MTPBA mata kuliah Drought, Flood, and Debris Flow Risk Reduction diselenggarakan pada 22 Mei 2019 yagn dibimbing oleh Karlina, ST., M.Eng., Ph.D.

Kegiatan ini didampingi oleh tim dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta tim kontraktor rekanan dalam pembangunan konstruksi pelindung banjir di Sungai Serang, Kabupaten Kulon Progo. Kunjungan pertama dilaksanakan di lokasi proyek pembangunan konstruksi pelindung banjir di Desa Giripeni, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, yang sering terjadi banjir akibat luapan sungai di kawasan tersebut. Pada lokasi itu, sudah dilakukan penanganan dengan bangunan konstruksi berupa dinding parapet untuk melindungi kawasan sekitar dari luapan banjir Sungai Serang. Luapan dari sungai di sekitar titik tersebut sering menggenangi kawasan permukiman di sekitarnya, sehingga perlu adanya peningkatan ketinggian bantaran sungai, sehingga digunakan metode struktural berupa pembangunan dinding parapet tersebut. Konstruksi tersebut menggunakan kala ulang (return period) 100 tahun, dengan debit banjir rancangan sekitar 432 m3/s. Rangkaian proyek konstruksi penahan banjir di Sungai Serang secara keseluruhan, selain untuk mengurangi risiko banjir sepanjang Sungai Serang yang selama ini sering terjadi, juga sebagai upaya untuk melindungi Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang lokasinya berada di muara. Konstruksi pelindung banjir tersebut akan dapat berfungsi maksimal apabila diimbangi dengan pengendalian alih fungsi lahan di kawasan hulu dan sekitar sungai.

Kunjungan kedua dilakukan di lokasi yang terjadi banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Serang di Desa Bendungan, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo. Banjir tersebut terjadi pada Bulan Maret 2019. Kerusakan tanggul diduga akibat adanya pembangunan instalasi pembuangan air limbah swadaya masyarakat sekitar yang diarahkan ke Sungai Serang dengan melewati tanggul yang ada. Konstruksi yang tidak sesuai dengan standar keamanan diduga sebagai penyebab utama kerusakan tanggul tersebut. Saat ini, sudah dilakukan penanganan sementara dengan menutup tanggul yang jebol tersebut dengan menggunakan konstruksi karung pasir (sand bag)

Kuliah Lapangan Mata kuliah Earthquake Disaster Risk Reduction

Kegiatan Field Trip tentang Earthquake Disaster Risk Reduction diawali dengan kunjungan di Candi Kedulan, dimana Candi Kedulan adalah salah satu situs kuno yang baru sekitar tahun 1993. Candi masih dalam tahap pemugaran, yang direncanakan selesai pada 2020. Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa candi kedulan adalah salah satu trace bahwa jaman dahulu kala terjadi gempa bumi yg besar di Wilayah Jogja sehingga meruntuhkan candi dan beberapa bagian candi hancur berkeping. Dan hasil analisis itu didukung oleh letak candi kedulan yang dekat dengan sesar Opak.

Terkait dengan teknologi pembangunan pada jaman dahulu, para nenek moyang jaman dahulu sudah menerapkan teknologi untuk mengantisipasi gempa, agar bangunan lebih kuat. Dengan memasang dinding batuan dengan pola yang tidak sama dan saling mengunci. Sehingga, jika terjadi gempa bangunan akan lebih tahan. Terbukti dengan hasil penemuan situs lebih dari 70 persen masih dalam kondisi baik. Maka dari itu bisa dilakukan pemugaran.

Kunjungan kedua adalah Taman Sari, bangunan cagar budaya ini, beberapa bagian mengalami kerusakan akibat gempa bumi 2006 kala itu. Beberapa bangunan sengaja tidak dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi karena sebagai bukti atau trace bahwa pernah terjadi gempa bumi hebat di Yogyakarta. Namun beberapa bangunan yang rusak dilakukan retrofitting dengan grouting bagian-bagian yg retak akibat gempa dan perkuatan dinding di beberapa lokasi di dalam ruang bawah tanah.

Monitoring dan Evaluasi Karyasiswa Kementerian PUPR untuk Prodi MTPBA dan MSTB

Kegiatan rutin monitoring dan evaluasi (Monev) bagi karyasiswa tugas belajar Kementerian PUPR telah dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2019, bertempat di Ruang Sidang Merah, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM.
Tim monev dilaksanakan oleh Bidang Evaluasi dan Perencanaan Pusdiklat SDA dan Konstruksi Kementerian PUPR, di dampingi oleh bagian akademik Prodi MTPBA dan MSTB membahas kendala-kendala yang dihadapi karyasiswa selama menjalankan tugas belajar. Beberapa kendala yang dihadapi adalah berkaitan dengan penentuan lokasi magang, topik tesis, proses penyusunan tesis dan masa studi. Beberapa solusi juga telah diberikan kepada karyasiswa terhadap kendala-kendala tersebut, sehingga diharapkan karyasiswa dapat menyelesaikan studi dengan tepat waktu.

Kerjasama Pendidikan antara Prodi MTPBA DTSL FT UGM, Prodi MMB PS UGM dengan BNPB

Pada tanggal 2 Mei 2019, telah dilaksanakan rapat kerja antara Prodi MTPBA, Prodi MMB Universitas Gadjah Mada dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, membahas Draft Perjanjian Kerjasama antara UGM (FT DTSL MTPBA & SP MMB)-BNPB. Untuk prodi MTPBA kerjasama dengan BNPB dirancang untuk program Double Degree di University of Newcastle-Australia.

Rapat dihadiri oleh perwakilan Dari Direktorat Pendidikan dan Pengajaran UGM, perwakilan dari Direktorat Kemahasiswaan UGM, Dekan Sekolah Pascasarjana UGM, Ketua Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM, Kaprodi MTPBA, Ketua Kepala Pusat Diklat PB, dan Kepala Biro Hukum Kerjasama BNPB.

Kuliah Lapangan Mata Kuliah Natural Disaster Damage and Loss Assessment (NDLA)

Kuliah Lapangan mata kuliah Natural Disaster Damage and Loss Assessment (NDLA)i MTPBA UGM 2019 dilaksanakan pada Jumat, 3 Mei 2019 dengan tujuan Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul dan Makam Imogiri (lokasi bencana longsor).

Pelaksana kuliah lapangan sebagai berikut:

  • Prof. Ir. Djoko Legono, Ph.D.
  • Karlina, ST., M.Eng., Ph.D.
  • Mahasiswa MTPBA 2018

Kegiatan ini didampingi oleh tim dari BPBD Kabupaten Bantul, selaku institusi pelaksana penilaian kerusakan dan kerugian akibat bencana alam di Kabupaten Bantul. Kunjungan pertama dilakukan di kantor BPBD Kabupaten Bantul. Di lokasi tersebut, dilakukan pengarahan mengenai gambaran bencana banjir dan longsor di Kabupaten Bantul serta kondisi lokasi yang akan dilakukan pengamatan. Selain itu, dilakukan diskusi dan tanya jawab mengenai proses mitigasi bencana yang telah dilaksanakan, pengorganisasian pelaksanaan tanggap bencana, serta metode penilaian kerusakan dan kerugian terhadap bencana alam yang terjadi.

Kunjungan kedua dilaksanakan di area Makam Raja Imogiri yang pada bulan Maret 2019 mengalami longsor yang cukup besar. Longsor tersebut menimbulkan korban jiwa dan merusak 3 rumah warga di bawahnya. Dalam hal ini, telah dilakukan penilaian terhadap kerusakan (damage assessment) dan perhitungan kebutuhan pascabencana (post disaster need assessment) oleh BPBD Kabupaten Bantul. Analisis tersebut didasarkan pada Peraturan Kepala BNPB Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rapat Pembahasan RAB Mahasiswa Tugas Belajar Kementerian PUPR

Pada 4 April 2019, telah dilaksanakan rapat rutin pembahasan RAB mahasiswa tugas belajar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dalam hal ini untuk Prodi Magister Teknik Pengelolaan Bencana Alam, dan Prodi Magister Teknik Sipil program  Sarana Prasarana dan Teknologi Bahan.

Pembahasan di fokuskan pada RAB kegiatan perkuliahan semester II dan IV bagi mahasiswa tugas belajar Angkatan Tahun 2017 dan 2018. Kementerian PUPR dalam hal ini di wakilkan oleh Pusdiklat SDA dan Konstruksi menyampaikan bahwa pada dasarnya kegiatan yang telah berjalan tetap akan dilaksanakan. Selain pembahasan RAB, rapat juga membahas terkait lokasi pelaksanaan magang bagi mahasiswa Kementerian PUPR, dan beberapa kegiatan tambahan lain seperti pelaksanaan sertifikasi keahlian, publikasi tesis, dll.

Setelah kesepakatan RAB disetujui, rapat ditutup pada pukul 16:00 WIB, hasil kesepakatan selanjutnya akan di tuangkan dalam kontrak kesepakatan kerjasama antara DTSL FT UGM dan Kementerian PUPR.