Field Training: Flood Early Warning System in Yogyakarta

The field training for Flood Early Warning System was conducted in Wednesday, 16 May 2018, started from UGM Campus at 7.30.

The agenda:

At 08.01, arrived at Balai Litbang SABO
Balai Litbang Sabo, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Kementrian PUPR, which located in Jalan Sabo No. 1 Sleman Yogyakarta. The detail agenda is as follows:

  • Welcome remark from Head of Balai Litbang Sabo, Ir. Dwi Kristianto, M.Eng.
  • Training from Balai Litbang Sabo, by Mr. Akhyar Musthofa about Early warning system for flood and lahar flood simulation model based on radar data
  • Discussion
  • Closing

At 10.07, arrived at AWLR KU-RC3, Station of Automatic Water Level Recorder (AWLR) at KU-RC3 observation point.

  • Direct observation on AWLR
  • Discussion with Mr. Robi, the lecture assistant

At 10.44, arrived at Merapi Volcano Museum, at Jalan Kaliurang Km. 22 Sleman Yogyakarta.

  • Observation on X-BAND MP RADAR
  • Learn the operational of observation room
  • Discussion with Mr. Robi, the lecture assistant

At 11.18, arrived at ARR BO-Donoharjo, Station of Automatic Rainfall Recorder (ARR) at BO (Donoharjo) observation point

  • Direct observation on AWLR
  • Discussion with Mr. Robi, the lecture assistant

Kuliah Lapangan Mata Kuliah Sistem Peringatan Dini Banjir di Yogyakarta

Pelaksanaan kuliah lapangan mata kuliah Sistem Peringatan Dini Banjir ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Mei 2018 berangkat dari kampus pada pukul 07.30 WIB dengan urutan lokasi yaitu.

Pukul 08.01 WIB Tiba di Balai Litbang SABO

Balai Litbang Sabo, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Kementrian PUPR yang beralamat di Jalan Sabo No. 1 Sleman Yogyakarta,

Kegiatan yang dilakukan:

  • Sambutan dari Kepala Balai Litbang Sabo Bapak Ir. Dwi Kristianto, M.Eng.
  • Pemaparan dari Balai Litbang Sabo oleh Bapak Akhyar Musthofa mengenai Sistem Peringatan

Dini dan simulasi model banjir lahar berbasis data radar.

  • Diskusi dan tanya jawab.
  • Ramah tamah dan penutupan.

Pukul 09.43 WIB Berangkat dari Balai Litbang Sabo

Tiba di AWLR KU-RC3 Pukul 10.07 WIB, Stasiun pengamatan tinggi muka air sungai atau AWLR (Automatic Water Level Recorder) pada titik stasiun pengamatan KU-RC3.

Kegitan yang dilakukan:

  • Melihat Objek Alat AWLR secara langsung
  • Diskusi dan Tanya jawab dengan narasumber Bapak Robi sebagai Asisten Dosen.

Pukul 10.21 WIB Berangkat dari AWLR KU-RC3

Tiba di MGM Pukul 10.44 WIB. Museum Gunungapi Merapi yang beralamat di Jalan Kaliurang Km. 22 Sleman Yogyakarta.

Kegitan yang dilakukan:

  • Melihat peralatan sistem X-BAND MP RADAR
  • Melihat pengoperasian pengamatan pada ruang monitor.
  • Diskusi dan tanya jawab dengan narasumber bapak Robi sebagai Asisten Dosen.

Pukul 11.05 WIB Berangkat dari MGM

Tiba di ARR BO-Donoharjo Pukul 11.18 WIB, tasiun pengamatan hujan atau ARR (Automatic Rainfall Recorder) pada titik stasiun pengamatan BO (Donoharjo).

  • Melihat Objek Alat AWLR secara langsung
  • Diskusi dan Tanya jawab dengan narasumber Bapak Robi sebagai Asisten Dosen.

Field Training: Drought, Flood and Debris Flow Risk Reduction, and Natural Disaster Damage and Loss Assessments

Master of Engineering in Natural Disaster Management (MTPBA), Department of Civil and Environmental Engineering conducted a field training as part of Drought, Flood, and Debris Flow Risk Reduction and Natural Disaster Damage and Loss Assessments courses, followed by MTPBA Students class of 2017, and accompanied by Dr. Istiarto in Yogyakarta, May 8, 2018. The field-training destination is Progo River estuary which is located near Trisik Beach, Kulon Progo, and downstream area of Opak River in Kretek district, Bantul.

The first location is at Trisik Beach. The participants learned about flood prevention system at downstream area of Progo River using floodgate, embankment, and jetty building. Dr. Istiarto explained the initial condition and processes of flood control in the area, and the recent condition.

At the second location, participants were invited to see water building, which serves to secure the Kretek Bridge in Bantul. In this location, Dr. Istiarto described the process of damage that occurred to the building and its rehabilitation process.

Field Trip Mata Kuliah Drought,Flood Debris Flow Risk Reduction dan Natural Disaster Damage and Loss Assessments

Field trip penunjang mata kuliah Drought,Flood, and Debris Flow Risk Reduction dan Natural Disaster Damage and Loss Assessments diikuti oleh Mahasiswa MTPBA angkatan 2017 yang didampingi oleh dosen Dr. Istiarto di Yogyakarta, 8 Mei 2018. Lokasi tujuan field trip kali ini adalah muara Sungai Progo yang terletak di dekat Pantai Trisik Kabupaten Kulon Progo, dan hilir Sungai Opak di Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul.

Lokasi kunjungan pertama di Pantai Trisik, peserta field trip diperlihatkan sistem penanggulangan banjir di hilir Sungai Progo dengan penggunaan pintu air, tanggul, dan bangunan pengarah aliran (jetty). Dr. Istiarto menjelaskan bagaimana kondisi dan proses awal pengendalian banjir di areal tersebut sampai dengan kondisi saat ini.

Lokasi kunjungan selanjutnya, peserta field trip diajak untuk melihat salah satu bangunan air untuk pengamanan jembatan Kretek di Kabupaten Bantul. Di lokasi ini, Dr. Istiarto menjelaskan proses terjadinya kerusakan bangunan air tersebut untuk kemudian selanjutnya dilakukan rehabilitasi.

Field Training: Earthquake Disaster Risk Reduction

Master of Engineering in Natural Disaster Management (MTPBA) has held a field training of Earthquake Disaster Risk Reduction, on 5 May 2018, for 5 students of the programme.
The field training was conducted by:

  1. Prof. Dr. Ir. Subagyo Pramumijoyo, DEA.DIP.HRD.
  2. Gayatri Indah Marliyani

Location of field training:

  1. Breksi cliff (Sleman, Yogyakarta) : observation of rock fall potential by shear or joint rupture
  2. Gantiwarno (Klaten): observation of Yogya 2006 earthquake impact and ancient sediment effect towards seismic wave amplification
  3. Bayat (Klaten): observation of ancient fault in the area
  4. Rawa Jombor (Klaten): observation of fine material sedimentation

 

Field Training: of Landslide Early Warning System in Magelang

Master of Engineering in Natural Disaster Management (MTPBA), Department of Civil and Environmental Engineering, conducts field training on May 7th, 2018 as part of Landslide Early Warning System Course. The field training was located in Magelang regency, that has been identified with potential ground movement.

Fieldtrip participants are students from MTPBA study program, 5 (five) students from earthquake disaster concentrations, and 6 (six) student from Infrastructure and Building Material Technology Management, with Prof T. Faisal Fathani.

The training started with coordination meeting at BPBD office of Magelang, together with representatives from BPBD, Assessment Team from BSN (National Standards Board), and training participants. After a short discussion, the participants went to the installation site of landslide mitigation tool in Salaman, Magelang District. In Salaman, there are 2 (two) installation points of landslide mitigation tool, i.e. at Dusun Kalisari Margoyoso and Dusun Palungan Sidosari.

 Prof. Faisal together with Mr. Ikhwan (from Gama Multi team) explained about the National Standard of Early Warning sub-system and instrument of landslide mitigation. In both locations, the fieldtrip participants were introduced to the disaster alert team for landslide that consisted of each sub-village society. The group is a selected mitigation team to communicate directly with the local government (BPBD) and assist other communities when instrument guidance from the early warning system provides hazard signals at some level.

Kuliah lapangan Earthquake Disaster Risk Reduction

Kuliah lapangan mata kuliah Earthquake Disaster Risk Reduction di laksanakan pada Sabtu, 5 Mei 2018 dengan total peserta 7 orang ( 5 mahasiswa dan 2 dosen).

Dosen pembimbing kuliah lapangan adalah:

  1. Prof. Dr. Ir. Subagyo Pramumijoyo, DEA.DIP.HRD.
  2. Gayatri Indah Marliyani

Rombongan Berangkat jam 07.00 pagi. berbagai situs yang dikunjungi adalah sebagai berikut:

  1. Tebing breksi (sleman, Yogyakarta) : mengamati Potensi rock fall melalui bidang kekar/sesar,
  2. Gantiwarno: mengamati dampak kerusakan akibat gempa Yogya 2006 dan efek sedimen lama terhadap amplifikasi gelombang gempa
  3. Bayat (klaten): Melihat patahan yang telah lalu,
  4. Rawa Jombor(Klaten): Tempat diendapkan material yg halus.

 

Kuliah Lapangan Sistem Peringatan Dini Tanah Longsor di Kab Magelang

Program Studi MTPBA Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan melaksanakan kegiatan fieldtrip pada 7 Mei 2018 yang merupakan bagian dari perkuliahan Sistem Peringatan Dini Tanah Longsor. Lokasi fieldtrip kali ini mengambil tempat di daerah Kabupaten Magelang yang telah diidentifikasi berpotensi terjadi gerakan tanah.

Peserta fieldtrip adalah mahasiswa dari program studi MTPBA dengan konsentrasi bencana kegempaan sebanyak 5 (lima) orang, ditambah mahasiswa dari program studi MTSB sebanyak 6 (enam) orang yang didampingi oleh dosen pengampu Prof. Faisal Fathani.
Perjalanan fieldtrip diawali dengan melakukan koordinasi di kantor BPBD Kabupaten Magelang, bersama dengan perwakilan dari BPBD, Tim Penilai dari BSN (Badan Standar Nasional), dan peserta fieldtrip. Setelah diskusi singkat, rombongan melanjutkan perjalanan ke lokasi pemasangan alat mitigasi bencana longsor di Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Di Kecamatan Salaman terdapat 2 (dua) titik pemasangan alat mitigasi bencana longsor, yaitu di Dusun Kalisari Desa Margoyoso; dan Dusun Palungan Desa Sidosari.

Di kedua lokasi tersebut, Prof. Faisal bersama dengan Bapak Ikhwan (Tim Gama Multi) sedikit menjelaskan mengenai SNI tentang sub-sistem Sistem Peringatan Dini termasuk instrumen yang digunakan sebagai mitigasi bencana longsor. Di kedua lokasi tersebut pula, peserta fieldtrip diperkenalkan kepada Tim Siaga bencana longsor yang beranggotakan masyarakat di masing-masing dusun. Kelompok masyarakat tersebut merupakan tim kesiapsiagaan yang dipilih untuk berkomunikasi langsung dengan pemerintah daerah (BPBD) dan membantu masyarakat lainnya ketika petunjuk instrumen dari sistem peringatan dini memberikan sinyal bahaya pada tingkat level tertentu.