Kondisi Darurat Pandemi Covid-19, PLTI Menyelenggarakan Periode Test From Home (TFH) Mei 2020 Darurat COVID-19

Diumumkan kepada seluruh calon pendaftar prodi MTPBA, untuk TOEP dan TPDA bahwa dalam kondisi darurat pandemi Covid-19, PLTI menginformasikan bahwa akan menyelenggarakan tes TOEP dan TPDA dari rumah masing-masing yang disebut Periode Test From Home (TFH) Mei 2020 Darurat COVID-19. Untuk periode ini, PLTI mengatur kembali masa penyelenggaraan tes sebagai berikut:

Pendaftaran Peserta dan Pembayaran : 12-19 Mei 2020

Pelaksanaan tes : 14-20 Mei 2020

Tes ini dapat diikuti oleh peserta Serdos, seleksi beasiswa, syarat masuk perguruan tinggi, maupun informasi pribadi. Kuota tes terbatas, jika Bapak/Ibu berkenan untuk mengikuti tes tersebut silakan mendaftar di https://member.plti.co.id/

Panduan pendaftaran, pemilihan lokasi tes, dan jadwal tes dapat dilihat pada link berikut  https://plti.co.id/panduan-peserta-tfh.

Bagi calon peserta Periode Darurat COVID19 Test From Home (TFH) untuk memunculkan sesi ada pada pilihan Provinsi “TFH (Test From Home)” dan pilihan PLT “TFH (Test From Home)”.

Dimohon calon peserta mengakses website PLTI (https://plti.co.id/) dan website member (https://member.plti.co.id/) secara berkala untuk mengetahui informasi terbaru

Pada Periode Darurat COVID19 Test From Home (TFH), PLTI tidak mengeluarkan sertifikat fisik ke peserta. Peserta dapat mendownload file sertifikat dalam format PDF di laman member.plti.co.id dari akun masing – masing peserta setelah tes selesai.

Kuliah Lapangan Early Warning System 2020

Kuliah Lapangan mahasiswa MTPBA pada mata kuliah Early Warning System, yang dibimbing oleh Prof. Ir. Djoko Legono, Ph. D dan Ir. Adam Pamudji Raharjo, M.Sc., Ph. D., diselenggarakan pada tanggal 28 Februari 2020.

Kegiatan diawali dengan mengunjungi Lapangan pertama yaitu Kali Boyong  yang berada di Gemawang, Kec. Mlati, dengan tujuan untuk mengamati dan mempelajari Water Level Monitoring System, Parameter yang dibutuhkan dalam pemantauan, serta menentukan jenis tipe aliran yang terjadi.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi Lapangan kedua di wilayah hilir Kali Boyong yang berada di Rejondani, Kec. Mlati, Kab. Sleman, dengan tujuan mengamati dan mempelajari serta membedakan metode System Monitoring Water Level yang berada di wilayah hilir sungai boyong, menentukan faktor keamanan alat pemantauan, serta mendiskusikan perlu tidaknya vegetasi yang tumbuh pada dasar sungai dengan faktor hidrolik terkait bencana banjir yang seakan akan dapat terjadi.

Kegiatan kemudian ditutup dengan mengunjungi Lapangan ketiga, yaitu Museum Merapi yang berada di Kec. Pakem, Kab. Sleman, untuk mendapatkan data curah hujan, kelembaban udara, kecepatan dan arah angin dengan mengamati sistem radar yang berada di Museum Merapi tersebut. Radar tersebut memiliki kelebihan pada jangakauan yang luar serta kelemahan yaitu tidak dapat mencatat jumlah hujan dengan wilayah luas saat intensitas hujan tinggi. Dalam pemasangan nya diperlukan tempat yang tinggi agar dapat memindai secara akurat pada kondisi normal.

Kuliah Lapangan Coastal Disaster Management 2019

Nama Kegiatan: Field Trip Mahasiswa MTPBA Angkatan 2018
Mata Kuliah: Coastal Disaster Management
Lokasi: Timbulsloko, Sayung, Demak, Jawa Tengah
Pelaksanaan: 30 November 2019

Kegiatan kuliah lapangan kali ini, mempelajari tentang bencana pesisir dan usaha penanggulangannya. Salah satu studi kasus yang ada di Timbulsloko ini ada bencana abrasi. Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh gelombang laut yang bersifat merusak. Pada tahun 1990, daerah yang terkena abrasi dulunya adalah ladang sawah. Namun seiring bertambah nya waktu tanah daratan semakin terendam air. Kondisi ini diperparah juga karena land subsidence yang terjadi di wilayah tersebut. Penurunan tanah sangat tampak terlihat di beberapa bangunan yang tampak lebih rendah dari muka air laut. Beberapa upaya penanggulangan telah dilakukan di Timbulsloko, antara lain pembangunan APO atau alat pemecah ombak di sepanjang garis pantai yang terbuat dari material buis beton. Selain itu juga dipasang alat pemecah ombak berbasis alam atau dinamakan Hybrid Engineering yang terbuat dari bambu petung dan kayu ranting. Teknologi yang diadopsi dari Belanda ini diyakini mampu mengurangi laju abrasi dan menstabilkan garis pantai dengan membalikkan proses hilangnya sedimen. Secara teknis, jumlah sedimen yang terdeposit di pantai harus lebih banyak daripada yang tersapu. Teknologi yang lain adalah Pegar Geobag Textile dari rangka bambu.

Diharapkan dari semua teknologi yang diterapkan dapat mengurangi laju abrasi dan sedimen tertahan di sepanjang pantai. Adanya tanah timbul di sekitar pantai dimanfaatkan warga untuk menanam mangrove. Mangrove juga berfungsi untuk mengurangi laju abrasi selain itu juga mangrove dapat bermanfaat untuk masyarakat karena mangrove sebagai tempat pemijahan ikan dan kepiting. Selain itu buat dari mangrove juga dapat dimanfaatkan. Untuk penurunan tanah yang terjadi terus menerus, upaya yang dilakukan masyarakat adalah dengan meninggikan jalan dan bangunan rumah.

Kuliah Lapangan Mahasiswa MTPBA Mata Kuliah Volcanology 2019

Kuliah lapangan mahasiswa MTPBA mata kuliah Volcanology, yang dibimbing oleh Dr. Ir. Ahmad Rifa’i, MT., diselenggarakan pada tanggal 21 November 2019.

Kegiatan diawali dengan mengunjungi BPPTKG, dengan tujuan untuk melihat langsung bagaimana monitoring dan metode apa saja yang digunakan untuk melihat aktivitas Gunung Merapi. Penjelasan tentang tipe letusan, titik pos pengamatan, alat dan pengujian laboratorium diberikan oleh tim BPPTKG.

Selanjutnya, mahasiswa mengunjungi Balai Litbang SABO. Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari cara kerja dan berbagai inovasi yang telah dilakukan balai SABO untuk mengendalikan sedimen akibat lahar. Mahasiswa diajak ke lapangan, di wilayah Bronggang, untuk melihat bangunan SABO yang di dirikan pasca erupsi Gunung Merapi 2010. Tim dari Balai SABO juga memberikan informasi terkait adanya sistem early warning system untuk tanah longsor yang terjadi akibat curah hujan.

Kegiatan ini diakhiri dengan kunjungan ke Museum Gunung Merapi. Mahasiswa dapat melihat sejarah letusan, jenis Gunung Api di Indonesia, awal pembetukan Gunung Merapi dan menyasikan pemutaran film Mahaguru Merapi.