Kuliah Lapangan Mata Kuliah Flood And Debris Flow (Fdf) Dan Flood Early Warning System (Fews) 2019

Kuliah Lapangan Mata Kuliah Flood And Debris Flow (Fdf) Dan Flood Early Warning System (Fews) diselenggarakan pada 12 Maret 2019

TUJUAN:
Kantor PPK Pengendalian Lahar Gunung Merapi Kementerian PUPR, Jembatan Kali Putih Baru (Kec. Salam, Kab. Magelang), Proyek Pembangunan Consolidation Dam di Kec. Srumbung (Kab. Magelang), dan Sabo Dam Ngepos (Kec. Srumbung, Kab. Magelang)

PELAKSANA:

  • Prof. Ir. Djoko Legono, Ph.D.
  • Ir. Adam Pamudji Rahardjo, M.Sc., Ph.D.
  • Mahasiswa Kelas Bencana Air MTPBA 2018 (10 orang).
  1. Kunjungan Lapangan dilaksanakan dalam rangka mendukung mata kuliah FDF dan FEWS. Kegiatan ini didampingi oleh tim dari PPK Pengendalian Lahar Gunung Merapi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Yachiyo Engineering Co., Ltd. selaku rekanan dalam review masterplan pengendalian bencana Gunung Merapi.
  2. Kunjungan pertama dilakukan di kantor PPK Pengendalian Lahar Gunung Merapi di Jalan Magelang Nomor 4 Yogyakarta. Di lokasi tersebut, dilakukan pengarahan mengenai gambaran proyek secara keseluruhan serta kondisi lokasi yang akan dilakukan pengamatan. Pada kesempatan ini, dijelaskan mengenai hasil laporan proyek penanganan risiko bencana di Gunung Merapi dan kawasan hilir Wilayah Sungai Progo. Selain itu, diberikan penjelasan mengenai karakteristik bencana yang ada di kawasan Gunung Merapi beserta konsep Early Warning System yang sudah dibangun dengan baik serta melibatkan berbagai komunitas masyarakat.
  3. Kunjungan kedua dilaksanakan di sekitar jalan nasional di Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, yang pada tahun 2010 rusak parah akibat terjangan banjir lahar dari Gunung Merapi. Pada lokasi tersebut sudah dilakukan penanganan dengan bangunan konstruksi berupa jembatan baru untuk mengakifkan kembali jalan nasional yang terputus, serta pembangunan diversion channel untuk mengarahkan banjir lahar agar tidak menerjang ke area-area yang menjadi lokasi kegiatan masyarakat apabila terjadi bencana serupa.
  4. Kunjungan ketiga dilakukan di lokasi pelaksanaan proyek pembangunan consolidation dam PU-C di Kecamatan Srumbung. Pada lokasi ini, dibangun consolidation dam baru yang dilengkapi dengan intake irigasi, yang berfungsi mengontrol sedimen dan melindungi jembatan yang ada dari dampak peningkatan dasar sungai akibat banjir lahar. Untuk Early Warning System yang digunakan dalam rangka konstruksi tersebut, dijelaskan bahwa pelaksanaannya melibatkan berbagai jaringan komunitas masyarakat. Hal tersebut dianggap lebih efektif, karena dapat langsung disampaikan melalui komunikasi radio dan dilakukan evakuasi secepat mungkin pada area proyek.
  5. Kunjungan terakhir dilakukan di Sabo Dam Gendol di Desa Ngepos, Kecamatan Srumbung. Pada kawasan tersebut, sudah terpasang sistem monitoring banjir dan lahar berupa sensor yang dapat mengirimkan data perubahan ketinggian muka air secara online. Peralatan tersebut sebenarnya dilengkapi dengan kamera pengawas, tetapi saat ini sudah hilang oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, kondisi dam penuh dengan tanaman air enceng gondok, sehingga dapat mengganggu akurasi data yang ditangkap sensor. Instalasi Early Warning System tersebut mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mitigasi bencana akibat banjir dan lahar. Untuk itu, perlu perhatian yang lebih terhadap perawatan dan operasionalisasi instalasi yang sudah terpasang agar berfungsi secara optimal.